Kamis, 24 November 2011

Mengenalkan Anggota Tubuh
Iman/nakita
A nak harus dikenalkan pada bagian-bagian tubuhnya agar ia mau merawat dan menyayanginya.
"Ngapain, sih, harus repot-repot ngenalin anggota tubuh? Toh, nanti anak juga bakal tahu sendiri," begitu pikir kita.
Memang benar, Bu-Pak, pada akhirnya si kecil bakal tahu sendiri anggota tubuhnya dan kegunaannya masing-masing, entah dari "sekolah" atau cerita gurunya. Namun demikian, tak ada salahnya bila pengenalan itu dilakukan di rumah. Apalagi, seperti dikatakan Dra. Rose Mini A.P., M.Psi., dalam tes psikologi ada pertanyaan mengenai kegunaan anggota tubuh. Misal, kalau melempar sesuatu dengan apa atau kalau menendang sesuatu dengan apa. "Nah, bila anak tak pernah dikenalkan dengan anggota tubuhnya dan fungsi-fungsinya, tentu ia bisa salah menjawab. Jadi, penting sekali mengenalkan anggota tubuh dan fungsi-fungsinya."
Lebih dari itu, lanjut psikolog yang akrab disapa Romi ini, dengan kita mengenalkannya sejak dini, anak pun akan merawat dan menyayangi anggota tubuhnya sendiri. Bukankah menjaga kebersihan anggota tubuh amat penting untuk kesehatan?
LEWAT PERMAINAN
Namun, sebelum kita mengenalkan anggota tubuh berikut fungsi-fungsinya, Romi menyarankan agar kita mempelajarinya lebih dulu dengan membaca buku, misal. Tujuannya tentu agar kita tak salah memberikan informasi. Setelah itu, barulah kita kenalkan pada si kecil. Namun dalam mengenalkan juga harus memperhatikan usia anak. "Untuk batita, pengenalannya tak perlu sampai terlalu njlimet, cukup rangka luar saja semisal pancaindra, tangan-kaki, dan bagian-bagian tubuh lain yang terlihat."
Tentu cara mengenalkannya harus fun agar semua informasi dapat diterima dengan baik oleh si kecil. Dengan lagu, misal, "Kepala pundak lutut kaki lutut kaki..." atau dengan boneka manusia karena merupakan miniatur manusia yang paling baik. "Ketika ia menarik kaki bonekanya hingga putus, misal, kita bisa bilang, 'Aduh, kasihan, lo, Dek, kalau kakinya ditarik-tarik sampai patah seperti itu, bonekanya sakit.' Dengan begitu ia sadar, kaki dan anggota tubuh lainnya tak boleh diperlakukan kasar."
Media lain adalah orang yang ada di depan si kecil sendiri. Misal, "Ini tangan Mama, tangan Adek mana?" Bisa juga kita minta dia menggambar tangan. "Eh, tangan ternyata bisa gambar tangan, ya, Dek?", misal. Dari sini si kecil jadi tahu bahwa salah satu fungsi tangan ialah dapat digunakan untuk menggambar. Cara lain, minta ia mencetak tangan dan kakinya di atas kertas, lalu kita pun mencetak tangan dan kaki kita di kertas yang sama, "Wah, kaki Bunda lebih besar, ya, dari kaki Adek." Secara tak langsung, kita pun sekaligus mengenalkan konsep besar dan kecil padanya.
Bisa juga dengan membuat permainan, misal, kenapa ada sandal, karena ada kaki; kenapa ada cincin, karena ada jari: kenapa telunjuk diberi nama telunjuk, karena telunjuk merupakan jari yang digunakan untuk menunjuk; kenapa jempol dinamakan ibu jari, karena paling gendut dan paling besar di antara jari-jari lain; kenapa kita harus memakai topi, karena untuk melindungi kepala dari terik matahari atau hujan; dan lainnya.
Jadi, bilang Romi, banyak sekali cara yang bisa kita lakukan untuk mengenalkan anggota tubuh dan fungsi-fungsinya pada anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar